Tak ada seindah temaram
bila senja di bibir malam
menyentuh jingga yang pudar
berganti pijar lembut berserakan
Seperti gemuruh di rongga dada
menyanyikan senandung merdu
menghiasi sudut sudut asmara
berpeluk bibir dalam rekah senyum
Lihatlah lentera malam ini sayang
menyinari bias sendu wajahmu
meliuk liuk oleh desah nafasmu
seolah padam tinggalkan bara
Betapa megah bintang di angkasa
enggan teredam oleh bercak cahaya
setiap gugusannya jatuh memberi terang
kujadikan pelita di ujung
lipatan aksara hati
Senin, 07 Januari 2013
lukisan rasa.........
tak ada cahaya yang tebarkan senyum awan
hanya ada suara angin yang bisikan malam
berjalan satu satu di keheningan rasa
Rembulan tampak lelah di gelapnya malam
tak ada tarian yang gemaskan laut
hanya ada debur ombak yang berlari lari
mendekap malam di serenceng doa
Rembulan mari bersyair di indah malam
penuh gelembung rindu yang biru
akan letupan letupan cinta yang terangkan hari
akan dentum rasa yang ramaikan nadi
akan semburat cahaya yang merahkan darah
Rembulan mari bersyair dengan lukisan rasa yang indah
pada bukit bukit rindu yang selalu tersenyum
pada kelopak hati yang merekah di udara
pada derasnya malam mendekap rembulan
tak bisa......berkata tidak.
untukmu...rinduku selalu biru..
Pada pagi yang datang sekumpulan embun berpelukan di atas dahan rindu berceloteh tentang sepotong hati ymembisikkan resahmu dalam kerinduan rembulan pun gelisah seolah isyaratkan lelah rindumu dalam dekapan malam sunyi di antara sepi yang merajah getar rasamu, debar jantungmu berirama terkirim lewat angin malam datang bersenandung merdu bagai kidung pengantar lelap senyum terkulum kutitip pada purnama yang akan pulang, mengecup kelopak hatimu kala pagi menyapa untukmu rinduku selalu biru
Rindu ini........
Rindu ini berjalan di bukit bukit rasa
bertafakur di dinding kasih yang biru
menghunjam di pembaringan cinta
Merindu menari akan gelitik malam
menabuh gerendang rasa yang bertalu talu
hingga terlelap dalam kedamaian di sungai hati
Rindu ini berjalan di kedalaman palung
merendang rindu dan mencengkram dada
Tali biru kini telah terajut dalam hiasan hati
mengikat rasa menjunjung ketinggian asa
menebar dalam hamparan pasir yang berkulit rindu
akan derasnya malam yang temani rembulan
Menyibak resah akan dentuman rasa yang mengeleggar
berbalur aura yang menepuk nepuk kelembutan rasa
terpesona dalam tarian rembulan yang mencumbu bintang
hingga terkulai pada rindu yang tak pernah terpejam
Langganan:
Postingan (Atom)