ada yang menyapa di gelap malam,
rindu yang paling polos.
menyerupa gelombang bayang tak hendak surut menyeret aku ke arus sepi,
terkapar lelah di pantai-pantai hari.
waktu semakin hitam menyisa awan,
gelegar halilintar begitu merdu
menyambar hening,
seterang jerit kilat memberkas doa.
Tuhan, adakah
hujan ini menderas di kerontang getir yang membakar?
hingga tak sanggup
membendung pikiran yang mengembara,
menembus batas langit, menuang luka
ke dalam kata.
di belahan jiwa yang mana lagi kusimpan sepi yang merimbun, menyayat musim yang terlalu lemah menggugurkan dedaun, dimana hatiku rebah.
Tuhan, keraskan tangan ini menggenggam cahaya,
di belahan jiwa yang mana lagi kusimpan sepi yang merimbun, menyayat musim yang terlalu lemah menggugurkan dedaun, dimana hatiku rebah.
Tuhan, keraskan tangan ini menggenggam cahaya,
menengadah dan menjamah, menyemai waktu yang Kau beri.
menjaga harta
terbesarku,
cinta dan kewajiban, hingga mati dan berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar