Serupa seperti sebelumnya,
kini pun kumasih membiar benak menenun asa
dari tiap helai benang rasa pemberianmu
Di sini, di sudut ruang tak bermandi cahaya
kini pun kumasih membiar benak menenun asa
dari tiap helai benang rasa pemberianmu
Di sini, di sudut ruang tak bermandi cahaya
ditemani senandung sunyi
yang terlantun dari bibir sepi
Enggan sejenak pun tuk beranjak
menolehkan muka merubah jejak
tetap menenun asa yang kian berpinak
walau kutahu,
adamu serupabayang kelam yang kian tenggelam
padahal senja yang tadi datang jelas memangku mendung pun,
telah pulang
dengan membawa rinai
dan menumpahkanya di sekujur bumi...
Mungkin benar naif menyelimuti diri
namun hati menyuara tak perduli
karenamu telah diam di rongganya yang terdalam
yang terlantun dari bibir sepi
Enggan sejenak pun tuk beranjak
menolehkan muka merubah jejak
tetap menenun asa yang kian berpinak
walau kutahu,
adamu serupabayang kelam yang kian tenggelam
padahal senja yang tadi datang jelas memangku mendung pun,
telah pulang
dengan membawa rinai
dan menumpahkanya di sekujur bumi...
Mungkin benar naif menyelimuti diri
namun hati menyuara tak perduli
karenamu telah diam di rongganya yang terdalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar